Berdzikir Bersama
Masjid
Darul Firdaus Al Mubarok
Masjid
Darul Firdaus Al Mubarok
Dzikir artinya mengingat atau menyebut. Dzikir kepada Allah berarti mengingat atau menyebut nama Allah Swt. Dzikir kepada Allah secara berjamaah sudah menjadi kebiasaan umat Islam khususnya di Indonesia, kalimat-kalimat dzikir banyak sekali, di antaranya membaca lafadz Allah. Dzikir hukumnya sunnah sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an Surat Ahzab ayat 41 dan 42;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
اِعْلَمْ أَنَّهُ كَمَا يُسْتَحَبُّ الذِّكْرُ يُسْتَحَبُّ الْجُلُوْسُ فِيْ حَلْقِ أَهْلِهِ ، وَقَدْ تَظَاهَرَتْ اَلْأَدِلَّةُ عَلَى ذٰلِكَ ، (الاذكار النووى ص
Artinya :
Ketahuilah sebagaimana disunnahkan dzikir, begitu juga disunnahkan duduk dalam lingkaran orang-orang yang berdzikir, karena banyak dalil-dalil yang menyatakan hal itu. (al-Adzkar al-Nawawi, hal. 08)
Bagi warga Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah bahwa membaca dzikir dan do'a adalah suatu ibadah yang sangat tinggi pahalanya di hadapan Allah Swt. Oleh sebab itu, ciri khas ummat Islam Indonesia yang menganut faham Ahluu Sunnah Wal Jama'ah sangat rajin berdzikir dan berdo'a pada setiap setelah shalat atau pada waktu-waktu tertentu bahkan di setiap hembusan nafasnya selalu berdzikir kepada Allah dalam hatinya, selalu mengingat Allah dalam setiap aktifitasnya yaitu ketika duduk, berdiri, berjalan, makan, minum, bekerja dan apapun yang dikerjakan oleh anggota dhahirnya, tetapi hatinya tidak pernah luput dari mengingat Allah.
DZIKIR FIDA' ('ATAQOH)
Dzikri Fida' merupakan dzikir penebusan, yaitu menebus kemerdekaan diri sendiri atau orang lain dari siksaan Allah SWT dengan membaca kalimat "Laa Ilaha Illallah" sebanyak 71.000 (tujuh puluh satu ribu). Dengan demikian, dzikir fida' adalah upaya untuk memohonkan ampunan kepada Allah SWT atas dosa-dosa orang yang sudah meninggal.
Praktik dzikir fida ini didirikan sebagai media mendekatkan diri kepada Allah dan pengingat kematian. Selain melafalkan tahlil, umat muslim juga dapat membaca surat Al-Ikhlas dengan jumlah tertentu. Lantas, bagaimana bacaan dzikir fida yang benar? Simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Dzikir Fida
Dzikir fida tersebut bertujuan agar orang yang membaca dzikir dan orang yang sudah meninggal dunia diberi ampunan oleh Allah serta dibebaskan dari api neraka. Praktik dzikir fida sebenarnya sama dengan tradisi tahlilan yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia. Namun, yang membedakan dalam dzikir fida ini adalah terdapat beberapa bacaan, salah satunya kalimat tahlil yang dibaca hingga 70 ribu kali. Teknis pelaksanaannya pun sama dengan tahlilan, yaitu dengan mengumpulkan masyarakat sekitar yang diiringi niat untuk menghadiahkan bacaan dan kalimah thayyibah kepada orang yang sudah wafat. Meski demikian, dzikir fida juga dapat ditujukan untuk diri sendiri sebagai upaya memohon ampunan kepada Allah agar setelah meninggal dapat dibebaskan dari siksa neraka.
Para ulama membagi dzikir fida menjadi dua jenis, yaitu dzikir fida kubra atau ataqah kubra dan dzikir fida shugra atau ataqah shugra. Berikut penjelasannya:
1. Dzikir Fida Kubra (Ataqah Kubra)
Dzikir Fida Kubra adalah istilah untuk bacaan surat Al Ikhlas sebanyak 1000 kali atau 100 ribu kali. Dzikir Fida Kubra dapat diartikan sebagai pembebasan besar dari siksa api neraka. Bacaan surat Al-Ikhlas yang merupakan dzikir fida kubra sebagai berikut:
Dzikir Fida Kubra ini adalah sebuah acara atau kegiatan yang melibatkan dzikir (perdzikiran) dan doa yang sangat besar (kubra) dan khusyuk, sering kali diadakan di akhir tahun Hijriyah atau untuk tujuan tertentu, seperti refleksi diri, memohon keselamatan, dan persatuan. Kata "kubro" sendiri berarti "besar" atau "agung", sehingga munajat kubro mengacu pada doa dan permohonan yang besar kepada Allah SWT.
Poin-poin penting tentang Dzikir Fida Kubra:
- Fokus pada Dzikir dan Doa: Inti dari acara ini adalah membacakan dzikir dan memanjatkan doa dengan penuh penghayatan dan keikhlasan.
- Konteks "Kubra": "Kubra" merujuk pada skala kegiatan yang besar dan mendalam, seperti yang terlihat pada acara Munajat Kubro kegiatan menyambut tahun baru Islam.
- Tujuan Mulia: Munajat Kubro sering kali memiliki tujuan untuk memohon keselamatan, keberkahan, dan perlindungan dari Allah SWT untuk umat muslim dan bangsa.
- Momentum Refleksi: Kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi umat Muslim untuk melakukan refleksi dan introspeksi diri, merenungkan tahun yang telah berlalu dan harapan untuk tahun yang akan datang.
Rangkaian acara munajat kurbo diawali dengan sholat taubat, sholat hajat, sholat tasbih, sholat lidafil bala’ dilanjutkan dengan dzikir dan doa yang dipimpin oleh para ahli tarekat muktabarah serta tausiyah dari seorang tokoh agama / ulama.
Istighosah adalah doa bersama yang bertujuan untuk meminta pertolongan dari Allah SWT. Istighosah artinya meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 152:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."
Selain itu Allah SWT juga berfirman dalam Surat Al-Anfal ayat 9:
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ
Artinya: "(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulkan permohonanmu."
Tujuan menggelar istighosah kubro salah satunya sebagai ikhtiar memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah SWT agar selamat dari suatu musibah/ bencana/ permasalahan yang rumit seperti pada saat terjadinya Pandemi COVID-19 atau virus corona beberapa waktu silam. Kala itu proses pelaksaan Istighosah untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT ini dilakukan secara online dan menerapkan physical distancing.
2. Dzikir Fida Shugra (Ataqah Shugra)
Dzikir Fida Shugra adalah ungkapan untuk bacaan kalimat tahlil (Laa Ilaaha Illallah) sebanyak 70 ribu kali atau 71 ribu kali. Fida Shugra dapat diartikan sebagai pembebasan kecil dari neraka. Diriwayatkan bahwa syekh Abu al-Robi' al-Malaqi, berada di jamuan makanan dan beliau telah berdzikir dengan mengucapkan Laa Ilaha Ilallah sebanyak 70 ribu kali. Di jamuan tersebut terdapat seorang pemuda ahli kasyaf. Ketika pemuda itu akan mengambil makanan tiba-tiba ia mengurungkan mengambil makanan itu, lalu ia ditanya oleh para hadirin mengapa kamu menangis? ia menjawab, saya melihat neraka jahanam dan melihat ibu saya di dalamnya. Kata syekh Abu al-Rafi', saya berkata di dalam hati, "Ya Allah, sungguh engkau mengetahui bahwa saya telah berdzikir Laa Ilaha Ilallah 70 ribu kali dan saya mempergunakannya untuk membebaskan ibu pemuda ini dari neraka". Setelah itu pemuda tersebut berkata, "Alhamdulillah, sekarang saya melihat ibu saya telah keluar dari neraka, namun saya tidak tahu apa sebabnya". Pemuda itu merasa senang dan kemudian makan bersama dengan para hadirin.
Dzikir Laa Ilaha Ilallah 70 ribu kali dinamakan 'ataqoh sughro (pembebasan kecil dari neraka), sedangkan surat al-Ikhlas jika dibaca 100 ribu kali dinamakan 'ataqoh kubro (pembebasan besar dari neraka) walaupun waktu membacanya beberapa tahun, karena tidak disyaratkan berturut-turut. (Syarah al-Futukhat al-Madaniyah Bihamisyi Nasha'ih al-Ibad, hal.24)
Diterangkan dalam hadits dari Siti Aisyah:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قاَلَ لاَإِلهَ اِلاَّاللهُ اَحَدَ وَسَبْعِيْنَ اَلْفًا اِشْتَرَى بِهِ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَذَا فَعَلَهُ لِغَيْرِهِ. (خزينة الاسرا 1884)
Diriwayatkan dari Aisyah ra. Ia berkata; Rasulullah bersabda "barang siapa yang membaca laa ilaaha illah sebanyak tujuh puluh satu ribu (71000) maka berarti ia menebus (siksaan) dengan bacaan tersebut dari Allah 'Azza Wajalla dan begitu juga hal ini bisa dilakukan untuk orang lain. (Khazinah al-Asrar, hal.188).
Adapun dzikir fida' ini yang selanjutnya disebut dzikir 'ataqah, oleh para ulama dibagi dua macam yakni 'ataqah sughra yaitu membaca laa ilaaha illah sebanyak 70 ribu kali atau 71 ribu kali dan 'ataqah kubra yaitu membaca surat al-Ikhlas sebanyak 100 ribu kali. Sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Syarh al-Futuhat al-Madaniyah.
وَرُوِىَ اَنَّ الشَّيْخَ اَباَ الرَّبِيْعِ اَلْمَالَقِيّ كاَنَ عَلىَ مَائِدَةِ طَعَامٍ وَكاَنَ قَدْ ذَكَرَ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَرَّةٍ وَكاَنَ مَعَهُمْ عَلىَ الْمَائِدَةِ شَابٌ مِنْ اَهْلِ الْكَشْفِ فَحِيْنَ مَدَّ يَدَهُ اِلىَ الطَّعاَمِ بَكَى وَامْتَنَعَ مِنَ الطَّعَامِ فَقَالَ لَهُ الْحَاضِرُوْنَ لِمَ تَبْكِى؟ فَقاَلَ اَرَى جَهَنَّمَ وَاَرَى اُمِّىْ فِيْهَا. قَالَ الشَّيْخُ اَبُوْ الرَّبِيْعِ: فَقُلْتُ فِىْ نَفْسِىْ اَللَّهُمَّ اِنَّكَ تَعْلَمُ اَنِّىْ قَدْ هَلَّلْتُ سَبْعِيْنَ اَلْفاً وَقَدْ جَعَلْتُهَا عِتْقَ اُمِّ هَذَا الشَّابِّ مِنَ النَّارِ فَقَالَ الشَّابُّ اَلْحَمْدُ لِلّهِ أَرَى أُمِّىْ قَدْ خَرَجَتْ مِنَ النَّارِ وَمَا اَدْرِىْ ماَ سَبَبُ خُرُوْجِهَا وَجَعَلَ هُوَ يَبْتَهِجُ وَاَكَلَ مَعَ الْجَمَاعَةِ. وَهَذَا التَّهْلِيْلُ بِهذَا الْعَدَدِ يُسَمَّى عَتاَقَةَ الصُّغْرَى كَمَا اَنَّ سُوْرَةَ الصَّمَّدِيَّةِ إِذاَ قُرِئَتْ وَبَلَغَتْ مِائَةَ اَلْفِ مَرَّةٍ تُسَمَّى عَاتَقَةَ كُبْرَى وَلَوْ فِيْ سِنِيْنَ عَدِيْدَةٍ فَاِنَّ الْمُوَالاَةَ لاَتُشْتَرَطُ. اهـ
(شرح الفتوحات المدنية بهامش نصائح العباد ص 24)
(شرح الفتوحات المدنية بهامش نصائح العباد ص 24)
Melalui istighosah, kita tentu mengharapkan ridho dari Allah SWT agar mengijabah doa-doa hamba-Nya yang memohon pertolongan kepada-Nya. Berdoa dengan penuh keikhlasan serta kekhusyukan akan membawa kita pada keselamatan.
Youtube Streaming
Dzikir Munajat Full 3 Jam
Dzikir Munajat Full 3 Jam
Sumber:
Silahkan hubungi kami,
Yayasan
Darul Firdaus Al Mubarok
Yayasan
Darul Firdaus Al Mubarok
Terimakasih
Kami bersyukur bisa Silahturami dengan Anda..
Silahkan berdonasi :



